watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

IBUKU ISTRIKU

Matahari sudah tinggi saat aku bangun dari tidur.
Aku baru masuk siang hari nanti, oleh karenanya
aku sengaja bangun agak siang. Rumah sudah
kelihatan sepi, Mbak Mona sudah berangkat
sekolah dan ayah sudah ke kantor, tinggal aku
dan ibu yang ada dirumah, setiap harinya Aku
menuju keruang makan untuk sarapan, tapi hari
in tidak ada nasi atau roti yang biasanya
disediakan oleh ibuku. Kemana ibu ini, padahal
perutku sudah sangat lapar sekali. Aku pergi ke
dapur, tapi lagi-lagi ibu tak ada di sana, akhirnya
kuputuskan untuk mencarinya di kamar.
Pintu kamar sedikit terbuka saat aku sampai
disana. Dan.., deg! Jantungku tiba-tiba berdebar-
debar saat dari sela-sela pintu kulihat sosok tubuh
mulus, tanpa sehelai baju sedang berdiri di depan
cermin. Ibuku sedang asyik mengamati
tubuhnya, sesekali ibu memutar badannya,
Kedua tangannya sesekali meremas kedua
payudaranya -yang dulu sering kuisap saat masih
kecil- dan meraba pinggangnya yang kecil. Umur
ibuku yang baru 34 tahun tak menghalangi
kekagumanku pada kemulusan dan keseksian
tubuh Ibu. Lama-lama kelamaan aku jadi
terangsang melihat tubuh telanjang Ibuku
tersebut, Berkali-kali aku meneguk ludah melihat
pantat Ibu yang kelihatan masih padat dan bulat,
atau ketika tangan Ibu mengusap kemaluannya
dengan lembut, aku seperti menyaksikan
striptease yang menggairahkan, dan tanpa sadar
tubuhku mennyenggol pintu kamar sehingga
bunyi pintu yang terbuka mengagetkan Ibu
maupun aku sendiri.
Ibu memandangku sambil melotot karena
merasa malu melihat anaknya sedang
memergokinya bertelanjang bulat, tapi anehnya
aku tak merasa takut atau malu, aku malah
menikmati pemandangan di depanku, tubuh
putih mulus dengan buah dada yang bulat dan
kemaluan yang penuh dengan rambut hitam,
"Ryan, sejak kapan.. kamu di situ?!" tanya Ibuku
sambil menahan amarah, aku hanya tersenyum
kecil, karena melihat Ibuku malah bertolak
pinggang dan tidak menutupi kemaluan maupun
buah dadanya. "Salah Ibu sendiri tidak menutup
pintu..", kataku sambil mendekati Ibu, "..atau Ibu
sengaja supaya Ryan mengintip.."
Tiba-tiba tangan kanan Ibu melayang hendak
menampar pipiku, tapi aku lebih cepat dan
menangkap tangan Ibu. Dengan gerakan cepat
tubuh Ibu sudah berada dalam pelukanku, kini
aku dapat merasakan harum dan mulusnya
tubuh Ibuku sendiri, mendapat perlakuan seperti
itu tentu saja Ibuku meronta dan mencoba
melepaskan diri. Namun kedua tanganku cukup
kuat untuk menahan tubuh Ibuku dalam
pelukanku, "Ryan.., lepaskan!! Aku
Ibumu ..jangan lakukan ini kepada Ibu, nak..!" aku
tak peduli lagi, leher Ibu yang jenjang jadi sasaran
mulutku. Pipinya juga tak luput dari ciuman
bertubi-tubi dan penuh nafsu dari mulutku. Ibuku
terus meronta tiada henti dan membuat kami
terjatuh ke tempat tidur, kesempatan ini
kugunakan untuk menindih tubuh Ibuku dan
melepas kaos yang kupakai, tapi akibatnya fatal,
Ibu dapat mendorong tubuhku dan mencoba
melarikan diri.
Dengan sigap, aku menangkap kedua kaki Ibu
dan kembali menindih tubuh mulus Ibuku, kali ini
posisi Ibuku telungkup dengan badanku di
atasnya. Sementara tangan kananku memegangi
kedua tangannya, tangan kiriku mencoba
melepas celana pendekku. Untung aku tidak
memakai celana dalam, hingga dalam sekejap aku
sudah telanjang bulat seperti Ibuku. Tanpa
pemanasan lebih lanjut aku mencoba mencari
lubang kemaluan Ibu dan memasukkan kontolku
ke dalam memeknya, tapi posisi Ibu yang
telungkup menyulitkanku untuk dapat
memasukkan kontolku ke lubang vagina Ibu.
Apalagi Ibu tak henti-hentinya meronta dan
mencoba mendorong tubuhku, akhirnya tubuh
Ibu sedikit kumiringkan dan dengan bantuan
tangan kiriku yang bebas, kontolku dapat
menemukan kemaluan Ibuku, aku kembali
kesulitan menerobos kemaluan Ibu yang seret
karena tidak begitu basah dan kontolku sendiri
lumayan besar. Tapi aku tidak putus asa, dengan
sedikit usaha dan terus memaksa akhirnya
kontolku bisa masuk seluruhnya ke memek
Ibuku. "..Aghh..!!" Ibu berseru sedikit sakit karena
kontolku yang memaksa masuk. "..Ryan..
tolong.. berhenti.. aku Ibumu..!!" Aku diam saja
karena sibuk memasukkan dan mengeluarkan
kontolku dari lubang vagina Ibu.
Tubuh Ibu yang terus meronta sedikit
membantuku dalam menggoyang tubuhnya,
kemaluanku keluar masuk dengan agak mulus
dan cepat, rupanya Ibu lelah meronta terus dan
kelihatan pasrah karena mendadak tubuhnya
berhenti meronta. Aku langsung membalikan
tubuh Ibuku sehingga posisinya kini telentang,
sementara kontolku masih bersemayam di
memek Ibuku, kembali aku menggenjot tubuhku
dan kontolku semakin cepat keluar masuk dari
lubang kemaluan Ibuku itu. Mulusnya gerakan
kontolku terbantu karena vagina Ibu mulai
mengeluarkan cairan kewanitaannya, dan Ibu pun
banyak diam serta sesekali mendesah kecil. Mata
Ibu sedikit tertutup dan kelihatan sayu sekali. Aku
yang mengira Ibu sudah bergairah menjadi
bersemangat dalam bergerak maju dan mundur,
payudara Ibu yang basah oleh keringatnya
kuciumi dengan panuh nafsu, putingnya kuisap-
isap lembut, dan sesekali kugigit.
Ibu sedikit menggelinjang saat kuperlakukan
seperti itu. Kedua kaki Ibuku kuangkat keatas
sehingga lubang kemaluannya sedikit
menyempit. Aku menggerakan pantatku sedikit
lambat dan saat memajukan kudorong pantatku
agak keras. Ibu rupanya suka dengan gerakan ini
karena desahan Ibu semakin keras, bahkan kini
aku dapat merasakan pantat Ibu bergoyang untuk
mengimbangi gerakanku, aku jadi bertambah
bernafsu untuk dapat mengentoti Ibuku lebih
lama lagi, tubuh Ibuku kembali kubalik dan kini
posisi tubuh Ibuku sedikit kutekuk menyerupai
gaya anjing. Ibu yang sudah pasrah menuruti
keinginanku, lewat gaya anjing ngentot ini aku
terus memasukkan dan mengeluarkan kontolku
dengan cepat, kemaluan Ibu yang kini benar-
benar basah memudahkan gerakan kontolku
menelusuri liang vagina tempat aku dulu lahir,
akhirnya aku tak tahan lagi dengan cepat aku
menghujamkan kontolku dalam-dalam ke lubang
kemaluan Ibuku saat kepuasan itu datang, dan air
maniku pun muncrat begitu deras dan banyak,
membasahi memek Ibu.
Aku tergeletak kesamping, sementara Ibuku
masih dalam posisi telungkup membelakangiku,
tanganku menyentuh pinggang Ibu dan mencoba
membalikkan tubuhnya, tapi Ibu malah menolak
dan bangkit dari tempat tidurnya, Ibu berdiri dan
menatapku dengan mata yang sembab, "Keluar
Ryan.. tinggalkan Ibu sendiri, tolong?!", tangan
Ibu menunjuk ke arah pintu kamar, aku hanya
angkat bahu dan meraih pakaianku serta pergi
dari situ. Sebelum pergi aku menatap wajah
Ibuku, tapi dia membuang muka. Akupun keluar
dari kamar orang tuaku, di kamarku aku baru
merenungi perbuatanku sendiri barusan, tapi
entah kenapa aku malah benar-benar merasa
sangat puas setelah mengentoti Ibuku sendiri.
Hampir satu setengah jam aku diam di kamar,
semakin lama aku berpikir aku malah menikmati
bayangan saat aku dan Ibu bercinta tadi, dan
gairahku kembali bangkit membayangkan harum
tubuh Ibuku dan permainan yang baru kujalani.
Kemaluanku kembali mengeras, saat ini aku
benar-benar kembali butuh memek Ibuku lagi,
tanpa pikir panjang lagi aku segera keluar kamar
dan mencari Ibuku di kamarnya, tapi Ibu sudah
tidak ada di kamarnya, aku pun mencarinya di
ruang tengah, ternyata tidak ada juga. Saat itu
kulihat Ibu sedang di dapur dan sedang memasak
air, Ibu memakai daster tanpa lengan, dan lekuk
tubuhnya yang ramping semakin membuatku
bernafsu untuk segera bercinta dengan Ibuku. Ibu
melihat kedatanganku, Ibu sedikit mundur
kebelakang saat aku mendekatinya. "Kamu mau
ngapain lagi ..?" suara Ibu sedikit bergetar, Aku
tak menjawab, tangan kananku merengkuh
pinggang Ibu yang kecil, dalam sekejap tubuh Ibu
sudah dalam pelukanku, tapi aneh Ibu tidak
meronta atau mendorong tubuhku, Ibu hanya
diam dan saat lehernya kuciumi Ibu masih diam
tak bereaksi, "Ryan.. kalau kamu menginginkan
tubuh Ibu, tolong jangan pernah mengeluarkan
air mani kamu di dalam.." suara Ibu terdengar
tertekan di kupingku, "..Ibu nggak mau kamu
hamilin atau aborsi.."
Aku yang mendapat 'angin', bertambah nafsu
lagi, dengan sedikit terburu-buru aku melepas
daster Ibu, dan aku sedikit kaget melihat Ibu tidak
memakai celana dalam maupun BH, Aku mencari
mulut Ibu, dan bibir Ibu kulumat dengan penuh
gairah, Ibu yang sudah pasrah membalasnya
dengan hangat, dan dapat kurasakan lidah Ibu
bermain di rongga mulutku dengan liar, kami
berciuman lama sekali sehingga hampir
membuatku kehabisan nafas, dan Ibu sendiri
terengah-engah saat kulepas bibirku dari bibirnya,
aku lalu meminta Ibu untuk telentang di meja
makan, tubuh Ibu menjadi sasaran mulutku saat
Ibu tiduran di meja, payudaranya kuremas dan
kujilati, putingnya yang mengeras kuisap-isap
seperti waktu aku bayi, Ibu mendesah-desah tak
henti-hentinya mendapat perlakuan tersebut.
Mulutku kembali mencari sasaran berikutnya,
perut Ibu kuciumi sebentar dan berikutnya
selangkangan Ibu sudah di depan mukaku,
kemaluan Ibu yang hitam karena penuh dengan
bulu jembut, kuusap-usap dengan lembut,
mulutku kubenamkan di kemaluan yang
melahirkanku 16 tahun yang lalu, liang vagina Ibu
yang basah memancarkan aroma yang
menggairahkan, lidahku menjilati bibir vagina Ibu
yang agak menggelambir di kedua sisinya,
dinding-dinding vagina Ibu tak luput dari lidahku,
kelentit Ibuku yang sebesar kacang juga ikut
kujilati dengan penuh nafsu, suara Ibu yang
mendesah dan melenguh mengiringi jilatan
lidahku pada kemaluan Ibuku, tampaknya Ibu
benar-benar menyukai oral sex yang kuberikan.
Puas menjilati kemaluan Ibu aku naik ke atas
meja, kusodorkan kontolku pada mulut Ibu yang
langsung melahap kontolku dengan ganasnya,
kontolku tenggelam dalam mulut Ibu yang kecil,
Ibu hampir gelagapan saat mencoba menelan
kontolku seluruhnya, mulut Ibu terus melahap
kemaluanku dengan cepat dan liar, hingga
kemaluanku berkilat akibat ludah Ibu yang
menempel di kemaluanku, Ibu benar-benar ganas
saat mempermainkan kontolku dengan
mulutnya, hampir saja air maniku muncrat
karena kenikmatan yang diberikan mulut Ibuku
pada kontolku. Segera saja aku menyuruh Ibu
melepaskan kontolku dan aku pun turun ke
bawah, dengan posisi berdiri aku memasukkan
kontolku kedalam lubang kemaluan Ibuku yang
sudah basah kuyup. Kali ini aku tidak mengalami
kesulitan, dan dengan mulusnya kontolku
tenggelam dalam memek Ibu, Aku pun bergerak
maju muindur dengan cepat, sementara Ibu
langsung menggoyangkan pantatnya dengan
lambat, aku dapat merasakan nikmat vagina Ibu
yang mencengkeram erat kontolku saat Ibu
menggoyangkan pantatnya, kadang Ibu
mengangkat pantatnya untuk menyambut
hunjaman kontolku yang akan masuk kedalam
memek Ibu, permainan berlangsung cukup lama
dan Ibu kelihatan begitu menikmatinya.
Mata Ibu terus merem melek, mulutnya yang
kecil mendesah, makin lama desahan Ibu
semakin keras, dan kedua tangan Ibu
mencengkeram bahuku, rupanya Ibu hampir
mencapai puncak kenikmatannya. Aku semakin
mempercepat gerakanku, dan Ibu pun
mempercepat goyangan pantatnya, Dan saat Ibu
mencapai orgasmenya, tubuhnya menegang dan
memeknya kurasakan semakin basah. Aku lalu
berhenti bergerak dan memeluk tubuh mulus Ibu
untuk memberinya kesempatan menikmati
orgasmenya. Aku kemudian mengangkat tubuh
Ibuku dari meja sementara kontolku masih
menempel di kemaluan Ibuku, Kududukkan
tubuh Ibuku di kursi, dan kembali aku
memajukan dan memundurkan pantatku, Ibu
yang sudah lemas, pasrah dengan aksiku.
Tubuhnya terguncang-guncang menerima
gerakanku yang cepat, tangan Ibu melingkar di
pinggangku dan ikut memajukan badanku saat
kuhunjamkan kontolku kedalam memek Ibuku,
posisi ini tak juga membuatku mencapai puncak
kenikmatan, padahal Ibu sudah kelihatan capek
dan sedikit mengimbangi dengan goyangan
pantatnya.
Aku lalu melepas kontolku dari memek Ibuku dan
berdiri, aku menyuruh Ibuku menungging di
lantai, Ibu menurut dan turun ke lantai dengan
posisi menungging, Ibu tentu menyangka aku
mau memasukkan kontolku ke memeknya dari
belakang, tapi bukan itu maksudku, aku ikut
menungging dan mulutku menjilati anus Ibu,
sesekali Ibu jariku menusuk anusnya agar
lubangnya membesar, Ibu tentu saja kaget
dengan kelakuanku, "Ryan.. jangan, jangan dari
anus ..", Ibu menoleh ke arahku dan memohon,
"itu sakit sekali.." Aku cuman tersenyum kecil dan
terus menjilati anus Ibuku sampai basah. Setelah
kurasa cukup, kedua tanganku memegangi pantat
Ibu dan melebarkannya sehingga lubang anus
Ibu kelihatan. Saat kepala kontolku mencoba
masuk, Ibu menjerit kecil dan terjatuh, Posisi
tubuhnya kini menelungkup, aku terus berusaha
melebarkan lubang anus Ibuku agar dapat cukup
dimasuki kontolku, Ibu semakin menjerit
tertahan, begitu batang kontolku masuk kedalam
lubang anus Ibu, dan saat kontolku masuk
seluruhnya kedalam lubang anus Ibuku, Ibu
mencengkeram kaki kursi kuat-kuat.
Lubang anus Ibuku yang seret membuat
kontolku susah payah untuk bisa masuk keluar,
Tapi hal itu malah membuatku semakin
merasakan kenikmatan yang tiada tara,
sementara Ibu hanya bisa menahan sakit dan
perih di sekitar anusnya, kenikmatan mengentoti
anus Ibu membuat ku cepat mencapai ejakulasi,
begitu aku merasakan air maniku mau keluar aku
segera melepas kontolku dari anus Ibu, tubuhnya
dengan cepat kubalikkan sehingga posisi Ibu
terlentang, Dan belum sempat Ibu mencegah aku
sudah menghujamkan kontolku kedalam lubang
kemaluan Ibu dan berejakulasi dengan kepuasan
yang tiada tara, seluruh batang kontolku
kubenamkan dalam-dalam dan memuncratkan
cairan panas yang banyak kedalam lubang vagina
Ibu, Aku tergeletak disamping tubuh Ibuku yang
penuh keringat dan masih sedikit kesakitan akibat
anusnya yang kutembus tadi, "Ryan.. kenapa
kamu keluarkan didalam..? Dan kamu masuk..
dari anus lagi.." Aku cuman tersenyum dan
mencium bibir Ibu dengan lembut, "Nggak
'pa-'pa kan? Anus Ibu juga entar lama-lama dapat
nikmat seperti memek Ibu kok.. udah ah Ryan
capek mau mandi, Kapan-kapan kita bercinta lagi
OK, Ibu tersayang?" Aku bangkit dan meraih
pakaianku dan menuju kamarku untuk mandi
sementara Ibu masih tidur terlentang di lantai
dapur.
Semenjak aku bebas untuk bercinta dengan Ibuku
sendiri, Ibu tidak menolak kalau kuajak bercinta di
mana saja, dan dari Ibu baru kuketahui kalau
ayah terkena penyakit impotensi sehingga tidak
mampu bercinta dengan Ibu semenjak dua bulan
yang lalu, dan aku satu-satunya orang yang
bercinta dengan Ibu setelah ayah tak mampu lagi
bercinta. Setiap hari kami bebas untuk bercinta
karena di rumah sangat sepi, bahkan kalau
malam, aku sering meminta Ibu datang ke
kamarku untuk melayaniku, Ibu yang memang
masih bergairah tak pernah menolakku, dan Ibu
termasuk wanita dengan gairah sex yang besar.
Pernah saat aku mandi, Ibu tiba-tiba masuk
kedalam dan langsung mengajakku bercinta
padahal saat itu ayah dan Mbak Mona lagi nonton
TV di ruang tengah dengan ditemani keluarga
adik ayahku, atau saat aku menemani Ibu belanja
di supermaket, dan saat pulang tanpa disangka
Ibu mengajakku bercinta di mobil saat berada di
garasi, padahal aku takut ayah tiba-tiba muncul
atau Mbak Mona karena mendengar mobil masuk
garasi.
Tak heran satu setengah bulan kemudian Ibu
positif hamil, tapi anehnya Ibu tidak
menggugurkan kandungannya itu, dan saat ayah
mengetahui hal itu, beliau marah besar dan
menceraikan Ibu karena Ibu tidak mau
mengatakan siapa yang menghamilinya. Selepas
ayah pergi dari rumah aku semakin bebas
bercinta dengan Ibuku, apalagi Mbak Mona
kadang-kadang semakin sering pergi bermain,
keadaan Ibu yang sedang hamil tak menghalangi
nafsu kami untuk tetap bercinta, aku bahkan
semakin bergairah bercinta dengan Ibu saat
perutnya semakin besar, dan tak habis-habisnya
memek dan anus Ibu menjadi sasaran kontolku,
hanya saja begitu kehamilan Ibu mencapai 7
bulan, aku dan Ibu lebih banyak beroral sex untuk
mencegah sesuatu yang fatal bagi bayi kami.
Aku benar-benar tak dapat membayangkan saat
Ibu melahirkan karena aku yang dulu dilahirkan
oleh Ibu kini punya anak yang juga dilahirkan oleh
wanita yang sama dengan yang melahirkanku,
dan anak laki-laki yang kuberi nama Aldo itu
tumbuh sehat seperti anak lainnya, dibawah
bimbinganku dan Ibuku. Mbak Mona sendiri
selepas SMA pergi ke Yogyakarta untuk
melanjutkan kuliah, sehingga keadaan ini
membuatku dan Ibu seperti sepasang suami istri
di rumah.


Adult | GO HOME | Exit
1/3119
U-ON

inc Powered by Xtgem.com